Di tengah heningnya pagi, Lapas Kelas IIA Tembilahan menjadi saksi atas momen penting dalam pembinaan rohani keagamaan. Para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang beragama Kristiani berkumpul dengan penuh keseriusan untuk melaksanakan Ibadah Keagamaan, pada Selasa (12/09/2023). Mereka telah menjadwalkan ibadah ini sebagai bagian dari kegiatan rutin yang diadakan setiap minggu, dan kali ini, Gereja Lapas Tembilahan menjadi tempat suci yang menyambut mereka.
Tidak hanya beragamakan proses pembinaan rohani keagamaan, Lapas Tembilahan juga menegaskan komitmen untuk memfasilitasi ibadah bagi seluruh WBP secara gratis dan adil. Ini adalah bagian integral dari upaya untuk membantu WBP menjalani perjalanan rohani mereka selama masa pemasyarakatan.
Hari Winarca menyoroti pentingnya aspek keagamaan dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial narapidana. "Keagamaan adalah salah satu aspek yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian khusus di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Karena di Lapas/Rutan, tugas kita adalah untuk memanusiakan manusia, yang berarti membimbing mereka kembali kepada norma sosial yang berlaku di masyarakat agar mereka dapat hidup dengan baik dan mematuhi hukum," kata Kalapas dengan tekad.
Suasana di dalam Gereja Lapas Tembilahan selalu diawasi oleh petugas dengan cermat, memastikan bahwa kegiatan ibadah berlangsung dengan aman dan kondusif. Para WBP Kristiani hadir dalam keadaan penuh khusyu' dan tertib, merasakan kedamaian dan harapan dalam ibadah mereka.
Ibadah Keagamaan ini adalah bukti nyata dari komitmen Lapas Kelas IIA Tembilahan dalam memberikan pembinaan holistik kepada WBP, yang mencakup aspek spiritual. Selain memberikan mereka pelajaran dan keterampilan yang dapat membantu mereka ketika kembali ke masyarakat, pembinaan rohani keagamaan juga mengukuhkan nilai-nilai moral dan keimanan yang sangat penting dalam proses pemulihan.
Dengan setiap ibadah yang diadakan, harapannya adalah bahwa para narapidana tidak hanya akan mendapatkan kekuatan dalam menjalani hukuman mereka, tetapi juga akan membawa perubahan positif dalam diri mereka, yang akan mereka bawa pulang ketika masa pemasyarakatan mereka berakhir.